Chat-5

minimal 1 kali dalam sehari dia selalu mengirim pesan singkat kepadaku. Bahkan untuk bisa berlama-lama telponan denganku, dia mengganti nomor HP dengan operator yang sama dengan nomorku. Perkataannya baik, terkadang bijaksana, tak pernah dia mengeluarkan kata kasar kepadaku.

Hampir 1 bulan aku berkomunikasi dengannya. Menceritakan aktifitas sehari-hari, pekerjaan, keluarga, dia juga menceritakan Rusuh yang tak pernah berhenti menghubungi dan menemuainya.

“Mungkin dia masih berharap sama A..” Ucapku kepadanya.

“Iya, dia juga bilang kalau dia gk mau kehilangan Aa, tp percuma kita gk akan pernah bersatu.”

“A, kalian itu sama-sama islam, gk mungkin keluarganya sampai mengusir dia karena menikah dengan Aa yang beda aliran. Gak ada dalam islam hal demikian A”

“Neng gak bakalan tau bagaimana kuatnya aliran mereka.”

“Aku gak mau tau A. Pusing merhatiin cerita kalian berdua mah.

Satu bulan dari kabar kehamilan Rusuh, komunikasi kami masih lancar. Memang terkadang saat aku sedang ngobrol sama dia di telepon, Rusuh selalu saja ikut nelpon ke HandPhone dia yang lain. Dari obrolannya aku mendangar dia berkata kalau dia lagi nelpon aku, beberapa kali dia juga negur cewek itu karena pernah miscall aku dan sms yang gak penting kepadaku.

Aku masih tetap menyindir-nyindir dia untuk balikan lagi sama Rusuh. Katanya Rusuh juga sudah menggugurkan kandungannya karena skarang terlihat sudah tidak murung atau terlihat pusing lagi. Beberapa kali aku nyinggung dia untuk atau sudah balikan lagi sama Rusuh, tapi jawaban dia masih tetap sama.

“Astagfirulloh neng, Aa tuh gk mungkin balikan lagi sama dia. Harus gimana sih aa buat ngeyakinin neng, kalau aa gk akan balik lagi sama Rusuh.”

• Posted in: Cerpen ♦ Tulisanku ♦ Uncategorized
• Tagged: aku, Cerpen, cewek, cowok, curhat, hidup